Aku suka mendengarkan cerita
seseorang yang sedang jatuh cinta. Tapi aku nggak suka novel dan film
romantis... suka sih tapi ya not my priority gitu. Aku lebih suka fantasy, sih.
Kalo drama korea mah beda lagi
ya. Tolong ya. Itu levelnya beda wkwkwk.
Ada sesuatu yang begitu personal,
begitu polos, lucu, dan indah pada diri orang yang jatuh cinta. Cobain deh
rasain. Energinya berbeda. Gimana kamu melihat mereka tersenyum Cuma karena
nyebut nama si doi. Atau antusiasme mereka saat menceritakan kembali kejadian
bersama si doi. Hal-hal seperti itu, aku suka.
Sering aku ditanya apakah aku
juga menyukai seseorang. Biasanya aku balas dengan senyum lalu aku lanjut
dengan candaan dan percakapan mengenai siapa orang yang kusuka akan berhenti
disitu. Lalu kita mulai membicarakan hal-hal lainnya. Memang hal itu aku
lakukan on purpose.
Bukan menghindar, sih. Cuma aku
agak memilah-milah aja sih karena aku suka permainan yang ‘rapih’. Biar berfaedah. Hmm.
Oke lanjut. Jadi aku tertarik
buat bikin semacam anthology gitu. Sok kaga ada kerjaan lain banget emang aku
ini bikin-bikin anthology. Woy urusin anthology asli lo! Urusin post berbayar
di blog lo! Urusin artikel konten lo! Urusin itu imperialism imperialism shit
lo! Seketika gua inget bu Safrina. Untung doi lagi ke Jepang...
Jadi hidup itu harus bahagia
mamen. Harus escape. Ngurusin kerjaan mulu mah bisa mati muda saya.
Judul Anthology yang mau aku
bikin ini.. apa ya. Bentar saya mikir dulu.
*semenit kemudian* Dapet nih
judulnya. Tempus. Asik ga judulnya?
Ini bukan semacam hasil olahan
kacang kedelai gitu geng. Tempus itu bahasa apaya lupa.. yah pokonya artinya ‘waktu’.
Aduh maaf ya otak saya lagi riet males nyari Tempus itu bahasa apa. Pernah
denger aja disuatu tempat. Bahasa latin sih kalo gasalah. Nanti deh aku cari
lagi.
Jadi aku sangat menghargai waktu
yang aku habiskan bersama diriku sendiri maupun orang yang aku sayang.
Percayalah, time is free but priceless. Once you spend it, you will never get
it back. Spend it wisely. Jadi semoga yah, akang teteh adek-adek semua yang
baca tulisan ini, please be honest. For what? Yah.. for everything.
“Lo udah jujur, Dhel?”
“Belom. HAHAHAHAHA”
Yah saya akan belajar buat lebih
jujur lagi, teman.
Yang aku bahas di anthologhy ini
ya macem-macem. Mostly tentang cinta sih HAHAHAHA #hoek. Tolong ya jangan
terlalu skeptis sama cinta. Aku juga sama. Ngerasa ‘apa sih cinta-cintaan mulu’
tapi pikiran kayak begitu itu.. punten, sempit. Da cinta mah bukan tentang
hubungan 2 orang yang saling berhasrat memiliki satu sama lain and stuffs. More
than that. Karena gua pribadi, merasa pergerakan hidupku itu mostly kulakukan
karena cinta. I did it for the love.
Aku nggak mau munafik ya, aku sering banget komen "Naon sih riweh" "Cicing ih ngomongin cinta mulu" sama orang-orang tapi pada kenyataannya, kalo denger lagu galau jadi baper. Gua punya perasaan, okay? Tapi besoknya gitu lagi. Ada yang bilang 'cinta-cinta' langsung naik darah wkwk.
Aku nggak mau munafik ya, aku sering banget komen "Naon sih riweh" "Cicing ih ngomongin cinta mulu" sama orang-orang tapi pada kenyataannya, kalo denger lagu galau jadi baper. Gua punya perasaan, okay? Tapi besoknya gitu lagi. Ada yang bilang 'cinta-cinta' langsung naik darah wkwk.
Passion. That’s love. I love
writing. You could tell. Why I still here? That’s for love. So.. love is an
ocean. You can swim, drown, sail, fish, and do everything. Some people are
afraid of being drowned but that’s how you will learn how to dive.
Lah banyak cakap sekali saya ini.
Ok lanjut.
Terus cerita siapa aja yang bakal
diangkat dan siapa yang bakal nulis? Everyone. Cerita yang menurutku deep
enough menurut standar estetikaku untuk kemudian masuk list di anthology ini.
Yang nulis, bebas. Nanti bakal aku arahkan biar at least nyambung satu sama
lain. Tapi yah mostly bakal ditulis sama aku. Tiap cerita wajib pakai nama
samaran. Ingat ya, main ‘rapih’. Boleh didramatisir tapi biasa aja. Gausah
sampe ada naga ngapung juga.
Udah ya. See you on the first
chapter!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar