Pages

Minggu, 23 Oktober 2016

Tempus: Latar Belakang



Aku suka mendengarkan cerita seseorang yang sedang jatuh cinta. Tapi aku nggak suka novel dan film romantis... suka sih tapi ya not my priority gitu. Aku lebih suka fantasy, sih.

Kalo drama korea mah beda lagi ya. Tolong ya. Itu levelnya beda wkwkwk.

Ada sesuatu yang begitu personal, begitu polos, lucu, dan indah pada diri orang yang jatuh cinta. Cobain deh rasain. Energinya berbeda. Gimana kamu melihat mereka tersenyum Cuma karena nyebut nama si doi. Atau antusiasme mereka saat menceritakan kembali kejadian bersama si doi. Hal-hal seperti itu, aku suka.

Sering aku ditanya apakah aku juga menyukai seseorang. Biasanya aku balas dengan senyum lalu aku lanjut dengan candaan dan percakapan mengenai siapa orang yang kusuka akan berhenti disitu. Lalu kita mulai membicarakan hal-hal lainnya. Memang hal itu aku lakukan on purpose.

Bukan menghindar, sih. Cuma aku agak memilah-milah aja sih karena aku suka permainan yang ‘rapih’.  Biar berfaedah. Hmm.

Faedah gundulmu.

Oke lanjut. Jadi aku tertarik buat bikin semacam anthology gitu. Sok kaga ada kerjaan lain banget emang aku ini bikin-bikin anthology. Woy urusin anthology asli lo! Urusin post berbayar di blog lo! Urusin artikel konten lo! Urusin itu imperialism imperialism shit lo! Seketika gua inget bu Safrina. Untung doi lagi ke Jepang...

Jadi hidup itu harus bahagia mamen. Harus escape. Ngurusin kerjaan mulu mah bisa mati muda saya.

Judul Anthology yang mau aku bikin ini.. apa ya. Bentar saya mikir dulu.

*semenit kemudian* Dapet nih judulnya. Tempus. Asik ga judulnya?

Ini bukan semacam hasil olahan kacang kedelai gitu geng. Tempus itu bahasa apaya lupa.. yah pokonya artinya ‘waktu’. Aduh maaf ya otak saya lagi riet males nyari Tempus itu bahasa apa. Pernah denger aja disuatu tempat. Bahasa latin sih kalo gasalah. Nanti deh aku cari lagi.

Jadi aku sangat menghargai waktu yang aku habiskan bersama diriku sendiri maupun orang yang aku sayang. Percayalah, time is free but priceless. Once you spend it, you will never get it back. Spend it wisely. Jadi semoga yah, akang teteh adek-adek semua yang baca tulisan ini, please be honest. For what? Yah.. for everything.

“Lo udah jujur, Dhel?”
“Belom. HAHAHAHAHA”

Yah saya akan belajar buat lebih jujur lagi, teman.

Yang aku bahas di anthologhy ini ya macem-macem. Mostly tentang cinta sih HAHAHAHA #hoek. Tolong ya jangan terlalu skeptis sama cinta. Aku juga sama. Ngerasa ‘apa sih cinta-cintaan mulu’ tapi pikiran kayak begitu itu.. punten, sempit. Da cinta mah bukan tentang hubungan 2 orang yang saling berhasrat memiliki satu sama lain and stuffs. More than that. Karena gua pribadi, merasa pergerakan hidupku itu mostly kulakukan karena cinta. I did it for the love.

Aku nggak mau munafik ya, aku sering banget komen "Naon sih riweh" "Cicing ih ngomongin cinta mulu" sama orang-orang tapi pada kenyataannya, kalo denger lagu galau jadi baper. Gua punya perasaan, okay? Tapi besoknya gitu lagi. Ada yang bilang 'cinta-cinta' langsung naik darah wkwk.

Passion. That’s love. I love writing. You could tell. Why I still here? That’s for love. So.. love is an ocean. You can swim, drown, sail, fish, and do everything. Some people are afraid of being drowned but that’s how you will learn how to dive.

Lah banyak cakap sekali saya ini. Ok lanjut.

Terus cerita siapa aja yang bakal diangkat dan siapa yang bakal nulis? Everyone. Cerita yang menurutku deep enough menurut standar estetikaku untuk kemudian masuk list di anthology ini. Yang nulis, bebas. Nanti bakal aku arahkan biar at least nyambung satu sama lain. Tapi yah mostly bakal ditulis sama aku. Tiap cerita wajib pakai nama samaran. Ingat ya, main ‘rapih’. Boleh didramatisir tapi biasa aja. Gausah sampe ada naga ngapung juga.

Udah ya. See you on the first chapter!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar